Ini adalah penggalan kisah cintaku selama 5 tahun terakhir, ada banyak momen yang terlewatkan di FF ini karena terlalu panjang jika kutulisakan semuanya. Inilah ceritaku, aku yang memang pantas disebut sang pemuja, 5 tahun yang lalu aku kenal seorang cewek dari sahabat aku, nama panggilan dia o*a. Saat itu aku masih SMA kelas 3 dan o*a masih duduk di bangkus SMP kelas 3. Dua bulan berlalu, aku dan o*a hanya berkomunikasi via handphone karena saat itu aku masih takut untuk berdekatan sama cewek. Selama smsan aku berhasil dibuatnya sadar, aku yang belum pernah merasakan cinta, aku yang tadinya brutal, anak punk, gelandangan, pemabuk berat, jadi doyan sholat dan meninggalkan minuman keras.
Beberapa lama kemudian o*a yang semakin penasaran sama aku akhirnya memaksaku untuk ketemuan. Aku cukup kaget kenapa dia sampai memaksaku? Padahal di otak ku sama sekali ga ada niat buat ketemu dengannya. Entah udah berapa kali o*a memaksaku tetapi aku selalu menolaknya dan akhirnya suatu hari saat jam istirahat sekolah, o*a datang ke sekolahku berdua sama temen sekolahnya cewek juga. Dengan sedikit paksaan dari temen-temen sekolah akhirnya aku dengan malu-malu melangkah keluar gerbang sekolah dan ketemuan sama o*a. Sumpah waktu itu perasaan aku campur aduk keringet keluar semua, kesan pertama ketemu o*a, dia cantik, tampak manis dengan bando warna hijau yang mengkias rambut poninya. Tentang o*a yang kuketahui dari perkenalan via handphone itu, aku tau dia anak baik, berbakti kepada orang tua, rajin sholat, baik lah pokoknya, terbukti dia bisa membuatku menjadi rajin sholat. Setelah ngobrol banyak sama o*a dan temennya, o*a pamit pulang dan akupun kembali masuk ke kelas yang kebetulan jam istirahat telah usai.
Pulang sekolah hujan deras dan akupun neduh di parkiran sekolah, tiba-tiba o*a sms ngajak ketemuan. Kali ini ajakan dia langsung aku sanggupi, setelah hujan reda kami kembali bertemu di tempat yang sama. Kami langsung tancap gas menuju ke lembah kampus UGM, disana kami banyak berbagi cerita sampai o*a meneteskan air mata, ini pertama kalinya aku melihat air mata cewek. Belum sempat aku bertanya apa arti air mata itu, hujan turun lagi dan kami mencari tempat untuk berteduh, di gedung pusat UGM. Disanalah aku tau semua kisah hidupnya, terutama tentang kisah cintanya. Aku hanya bisa menghiburnya dengan bertingkah seperti manusia bodoh, mungkin karena aku sendiri ga bisa ngasih masukan buat diriku sendiri dan tentunya aku juga belum pernah merasakan cinta, hal itu terasa asing buatku waktu itu.
Setelah hari itu o*a memanggilku aa’ mungkin karena o*a masih keturunan sunda, begitu pula denganku, aku memanggilnya adek karena aku asli keturunan darah jawa. Suatu hari sepulang sekolah aku sama sahabatku pergi ke warnet, sepulang dari warnet sahabatku mengajakku lewat depan rumah o*a tanpa sepengetahuan o*a. Bulan selanjutnya aku sama o*a hanya berkomunikasi via handphone, mungkin karena lama ga ketemu aku selalu ingin bertemu dengannya. Akhirnya o*amemperbolehkan aku untuk datang kerumahnya, dirumahnya aku ngobrol banyak sama o*a, kenal sama ibunya, kakaknya, eyangnya dan mbak dewi anak kost yang kost dirumah eyangnya soalnya rumah o*a sama rumah eyangnya bersebelahan. Setelah itu aku jadi sering datang kerumahnya, tiap datang dan pulang aku selalu jabat tangan ibu dan kakaknya. Mungkin karena o*a merasa telah mengenalku, o*a ceritakan semua hal tentang hidupnya sampai keadaan keluarganya.
Ini adalah bulan ke empat, empat bulan ini telah membuatku merasakan perasaan yang lebih dalam, yups, aku cinta o*a. Tetapi apa yang harus ku perbuat? O*a udah punya cowok, tapi berkat saran dari sahabatku aku memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaanku ini. Alhasil aku ditolaknya secara kasar dan menyakitkan, bodohnya aku karena seorang aa’ telah mencintai seseorang yang telah dianggapnya adek sendiri. Penolakan ini masih teringat dengan jelas di kepalaku, selain aku dikata-katain, o*a juga mendatangkan cowoknya yang akhirnya aku perang mulut dengannya. Cowoknya langsung pergi saat ibunya o*a tau ada dia, mungkin karena ibunya o*a kurang suka sama cowoknya, o*a pernah cerita tentang hal ini. Setelah itu aku lost contact beberapa lama dan valentine telah tiba, aku ngasih kado parsel coklat yang ku tinggal di depan pintu rumahnya saat o*a ga ada dirumah. Entah dari mana akhirnya dia tau kalau kado itu pemberian dariku dan dia mengucapkan happy valentine ke aku setelah o*a pulang jalan sama cowoknya.
Suatu saat aku di pantai parangtritis sama temen-temen reuni SMP, tiba-tiba o*a hubungi aku lagi dengan memanggil namaku bukan aa’ lagi, aku pun langsung inget dengan rasa sakit hati itu disaat aku udah bisa melupakan perasaan cintaku ke o*a. O*a sms bilang dia di rumah sendirian ngeluh maag nya kambuh sementara ibunya berada di bali dan dirumah sepi ga ada siapa-siapa, aku langsung tancap gas menuju rumah o*a dari parangtritis meninggalkan acara reuni, walaupun harus menempuh dari jogja selatan hingga jogja utara. Ditengah jalan hujan deras membuatku berhenti sejenak, saat neduh mbak dewi nelpon bilang kalo o*a ga ada dirumah, aku yang semakin khawatir langsung melanjutkan perjalanan ke rumah ova. Sesampainya di rumah o*a, aku langsung masuk kerumahnya dan dia memberiku handuk dan minuman hangat. Mungkin karena suasana, dia duduk disebelahku dan menyandarkan kepalanya dibahuku, akupun memeluknya. Setelah kakaknya pulang kerumah, aku segera pamit pulang.
Aku sama o*a kembali akrab, hal inilah yang membuat perasaan itu datang kembali. Sebulan kemudian aku coba buat mengungkapkannya kembali dan ditolak lagi. Beberapa hari kemudian aku dapet kabar kalau o*a punya cowok baru. Aku mulai menyadari, mungkin o*a menghubungi aku disaat dia merasa sepi dan mungkin juga aku hanya dimanfaatin aja sama o*a. Aku yang galau dengan amarah berkecamuk langsung beli minuman keras dan meninggalkan sholat, bahkan aku menjadi lebih gila dari sebelumnya.
Selama jauh dari o*a aku ketemuan sama mbak dewi, aku tahu darinya ternyata o*a sempat memendam perasaan yang sama denganku tapi karena waktu itu o*a punya cowok, o*a lebih menghargai perasaan cowoknya, coba kalau aku bisa sedikit bersabar pasti o*a udah jatuh dipelukanku. Aku tahu dari mbak dewi kali ini ova jomblo, saat ini kurang lebih setahun setelah aku sama mbak dewi ngobrol di warung burjo itu. Saat o*a ulang tahun, aku memberinya kado boneka kelinci dan dia sangat senang dengan pemberianku itu. Mulai nanya kabar dan kegiatan masing-masing, aku sama o*a kembali sering smsan dan kali ini o*a terlihat memberiku peluang. Aku pun langsung mengambil peluang itu, aku jadi sering bolos sekolah dan melupakan materi ujian akhir, ternyata oh ternyata aku masih ditolaknya.
Aku pun lulus sekolah dan lanjut di perguruan tinggi ternama di jogja, UGM. Sedangkan o*a lulus SMP dan lanjut di sekolah favorit juga, o*a diterima disekolah itu juga karena dukunganku yang sebelumnya o*a dipaksa ibunya buat masuk ke sekolah yang ga diinginkan o*a. Seperti halnya yang telah berlalu, aku coba deketin dan deketin lagi tiap ada peluang tetapi selalu gagal dan akhirnya perasaan itu selalu menghantui aku. Dia selalu datang disaat aku udah lupa, kemudian dia seolah memberiku peluang (aku bisa membedakan bukan karena hanya perasaanku saja) dan berakhir ditolak, begitulah seterusnya hingga terhitung 9x penolakan selama 2 tahun.
Ultah dia yang ketiga terhitung dari pertama aku kenal o*a (tiga tahun mengenal o*a), aku memberinya gelas mug dan ado lainnya. Saat datang kerumahnya aku iseng nanya apa dia lagi jomblo apa ga (trauma sampai 9x), ternyata o*a jomblo dan lagi nyari pacar. Aku mulai punya pemikiran buat mengungkapkan perasaan itu kembali, aku pergunakan waktu itu dengan maksimal, aku kerja part time jaga warnet cari duit buat beli cincin sepasang, kali ini aku pengen mengungkapkan perasaanku dengan romantisme. Bolos kuliah jemput dia pulang dari sekolah, maen kerumahnya kalau sama-sama ada waktu luang dan dia pernah juga datang ke kost ku bawa makanan buatku (selama kuliah aku kost di deket rumah o*a).
Dua bulan berlalu dan kami masih baik-baik saja bahkan o*a pernah memanggilku “sayang”, inilah yang kali ini membuatku semakin yakin dengannya. Aku akhirnya nyari cincin ditemenin sama temen band ku (Junita vocalis band ku waktu itu). Seminggu sebelum aku datang kerumahnya, aku telah membuat janji dengan o*a dan o*a pun menyanggupinya masih dengan kata-kata mesra kadang juga dengan puisi. Dua hari sebelum hari H ova sms aku bilang kalau ada kakak kelasnya SMP sering sms o*a ngomongin aku padahal aku ga kenal siapa dia, orang itu selalu ngomongin perasaanku ke o*a selama mengenal o*a. Aku bilang ke o*a jangan hiraukan orang itu, aku juga ngomong kalo saat ketemu nanti aku mau ngomong sesuatu ke o*a, o*a pun menanggapinya dengan serius yang membuatku semakin yakin.
Hari H telah tiba, hari itu malem minggu dan aku dengan bangganya datang kerumah o*a dengan membawa cincin itu. Sesampainya di rumah ova, bukannya disambut baik malah o*a ngenalin cowok barunya ke aku, air mataku langsung menetes waktu itu tetapi langsung ku lap dengan lengan bajuku. O*a bilang kalau aku sama orang yang sms-sms o*a itu kerja sama dan o*a nganggap kalau aku ini ember, seolah aku nyuruh orang itu buat meyakinkan o*a tentang perasaanku ke dia sebelum aku mengungkapkannya. Belum sempat menjelaskan, o*a dan cowok barunya beserta temen-temennya pergi meninggalkan aku. Aku langsung duduk lemas dipinggir jalan depan rumah o*a, terlihat mbak dewi dan ibunya o*a melihat kearahku. Aku langsung membuang cincin sepasang itu didepan rumahnya lalu pergi kerumah sahabatku, temen deket saat sekolah. Dijalan aku meneteskan air mata, sesampainya dirumah sahabatku aku langsung tertidur.
Setelah penolakan yang ke 10x kali itu, aku benar-benar menjadi pecandu alkohol dan rokok pun sehari bisa empat bungkus yang biasanya sebungkus aja bisa 2 hari, IPK menurun dan aku jarang ke kampus, parah dan menjadi lebih parah. Frustasiku itu aku mulai mencari cewek lain buat pelampiasan berkat saran dari temen deketku di kampus, aku dikasih nomor cewek yang bener-bener cantik dan sexy. Kedekatanku dengan cewek itulah yang membuat perjakaku hilang padahal hubungan pun ga jelas, alkohol dan rokok selalu mengisi kekosonganku, begitu seterusnya.
Malam hari setelah setahun menghilang dan akupun udah ganti nomor hape tiba-tiba ada sms masuk bilang “Hey ini aku o*a, ini nomor baruku, save ya?”. Oh my god! Dari mana dia tau nomor hape baruku? Maunya apa nih cewek? Datang dan pergi seenaknya sendiri. Aku cuekinpun tetep aja o*a sms ngirim sms panjang banget yang isinya dia disakitin lagi sama cowok. Mulai deh timbul rasa simpati sama o*a dan aku selalu berhasil membuatnya tenang dan tersenyum walau cuma lewat telpon O*a jadi sering hub aku, entah lewat hp maupun Friendster setelah o*a memberiku alamat friendsternya (saat itu belum musim facebook/twitter), langsung aku download foto-foto di friendsternya dan ku jadikan wallpaper laptop. Singkat cerita seperti sebelumnya aku masih ditolak, bedanya aku ga pernah ketemu o*a, nembak pun via handphone dan ditolak via handphone juga. Kali ini aku ga merasakan sakit hati sama sekali, mungkin karena memang udah setahun ga ketemu. Selama setahun kedepannya aku sampai ganti pacar 4x, ternyata aku ga jelek-jelek banget tapi kenapa cuma o*a yang ga bisa luluh? What ever lah. Walau aku gonti-ganti pacar, mereka berhasil membuatku kembali sadar dan akhirnya IPK kembali naik menuju rata-rata.
Setahun kemudian setelah penolakan yang ke 11 itu tepatnya setahun yang lalu o*a hubungi aku lagi, kali ini lewat facebook yang aku add dari sahabatku waktu sekolah dulu. Awalnya iseng ngeadd malah dijadiin tempat curhat lagi, dia curhat tentang cowoknya yang ga pernah perhatian gara-gara pacaran jarak jauh dan satu jam sehabis chat o*a sms nanya kabar dan lain-lain. Paginya o*a sms ke aku bilang kalau dia putus sama cowoknya itu, dia ngasih alamat facebook dan passwordnya ke aku buat diganti soalnya mantannya tau password facebooknya o*a, ternyata mantannya o*a ini cakep beda banget sama aku pantes aja aku ga pernah diterima. Kebaikanku itu membuat kami akrab lagi seperti saat pertama kenal dulu.
Tiga minggu kemudian saat aku online ternyata dia juga online, iseng aku menyapanya malah dia bilang lagi nangis dan akhirnya ngajak aku ketemuan malamnya. Aku yang lagi bokek langsung minjem duit ke sahabatku saat sekolah buat jalan sama o*a, dan malamnya aku jemput o*a dirumahnya. Hampir dua tahun ga ketemu ternyata dia makin cantik dan sekarang dia udah pinter dandan. Ibunya heran saat melihatku tiba-tiba nongol lagi, aku sapa dan minta ijin keluar berdua sama o*a, hampir 5 tahun kenal baru sekali ini jalan bareng berdua, huff. Sesampainya di sebuah cafe o*a langsung curhat tentang mantannya yang aku anggap sangat ganteng itu, aku pun langsung ngasih nasehat seperti yang aku lakukan disetiap curhatannya (sampai hafal nih). Setelah selesai curhat o*a bilang mau ikut liburan ke bali sama ibunya satu setengah sebulan lagi sekalian tahun baruan di bali, tetapi o*a ga ada temen soalnya itu acara orang tua semua dan akhirnya o*a ngajak aku, akupun menyanggupinnya yang kebetulan saat itu aku baru aja lulus kuliah dan ga ada kegiatan. Pulang dari cafe ternyata aku malah ga keluar duit sama sekali, dia yang bayar, sukurlah tau aja kalau lagi bokek.
Paginya o*a update status facebook "Haruskah aku bilang cinta? datanglah kepadaku, hatiku senang bila kau hadir untuk ku", langsung deh aku kepedean padahal belum tentu status itu buat aku. Abis itu o*a update status lagi bilang "pengen cepet2 di bali sama dia", aku like deh tuh status. Selama 2 minggu aku sama o*a sering smsan, sering juga aku ngasih nasehat ke o*a sampai-sampai dia update status "ak suka cowok yang cerewet dan suka ceramah". Setelah update status itu dia sms nyuruh aku komentar di foto barunya yang ternyata dia potong rambut, ya Allah cantik banget dia, ingin rasanya aku membelai rambut barunya itu. Tetapi tiga hari kemudian o*a membatalkan acara tahun baruan di bali bareng aku gara-gara keluarganya dari medan ga jadi datang. Memang kecewa rasanya, tapi mau gimana lagi? Padahal semua udah ku siapkan termasuk rencana mau nyanyiin lagu ciptaanku khusus buat dia. Dan ini adalah lirik lagu yang harusnya ku nyanyikan buat o*a kalau jadi ke bali :
And you
Tonight I'm alone.
Given all that has happened.
I want everything back.
Dream has gone.
Maybe it has to end
Or I will keep waiting.
Given all that has happened.
I want everything back.
Dream has gone.
Maybe it has to end
Or I will keep waiting.
and I swear, I will die here.
if you don’t come here and give me your lips.
if you don’t come here and give me your lips.
Reff :
and you always make me cry.
and you always make me smile.
and you always make me angry.
coz my heart is your heart.
and you always make me smile.
and you always make me angry.
coz my heart is your heart.
If you know.
I will be patient and waiting for you.
I just want you to understand.
I will never be tired.
Waiting for you to come to me.
come and wake me from this nightmare.
I will be patient and waiting for you.
I just want you to understand.
I will never be tired.
Waiting for you to come to me.
come and wake me from this nightmare.
and I swear, I will die here.
if you don’t come here and give me your lips.
if you don’t come here and give me your lips.
Back to reff ;
I'm not an angel heart.
but I always keep when you're a sleep.
Maybe I never could.
Makes you feel the perfection of love.
but I will, I will always be there when you get hurt
Maybe I never could.
Makes you feel the perfection of love.
but I will, I will always be there when you get hurt
coz my heart is your heart.
Back to reff ;
Tepat pergantian tahun 2010-2011, aku duduk sendirian di pojok alun-alun selatan Yogyakarta. Sambil menatap meriahnya kembang api dan romantisme dua pasang kekasih yang duduk tepat didepanku, aku sms o*a ngucapin selamat tahun baru dan ga dia balas hingga sekarang. Pertemuan di cafe itu menjadi yang terakhir, aku ganti nomor hape dan facebook dia aku remove dari friendlistku. Mungkin cinta memang ga bisa dipaksakan, menjelang tahun baru 2012 aku hanya berharap bisa meraih cita-cita dan membahagiakan orang tuaku yang selama ini keinginan mereka terlupakan karena sosok o*a, selamat tahun baru 2012.
versi lengkapnya tunggu novelku selesai ya.. :)
BalasHapus