MUSIC THAT INSPIRES
Setelah gitaris Tony Iommi menciptakan not-not minor bernada gelap
bersama band rock & roll-nya, Black Sabbath yang terbentuk di Birmingham, Inggris pada akhir dekade 60-an, tanpa disadari dia telah menciptakan suatu genre musik baru yang paling cadas pada masa itu dan sekali lagi, gelap. Kritikus menyebut musik Sabbath sebagai Heavy Rock (term Heavy Metal belum muncul pada saat itu). Di kemudian hari not invensi Iommi tersebut dikenal sebagai "Devil's Notes" lantaran citra band yang gelap dengan lirik-lirik murung dan nuansa musik yang depresif bersumber dari notasi tersebut. Ditambah lagi aksi panggung teatrikal mengumbar sensasi dari sang vokalis Ozzy Osbourne, seperti menggigit kelelawar hidup dan meminum darahnya. Tuduhan miring pun mendarat, pengikut aliran sesat atau pemuja setan melekat di band ini. Banyak yang membenci tapi banyak juga yang memuja. Namun karir mereka justru kian meroket akibat banyaknya sorotan media yang secara tidak langsung turut membantu menaikkan popularitas Sabbath. Formula musik dari buah pemikiran mereka yang original ini menginspirasi seluruh penikmat musik mereka yang kreatif. Dari not, picking, stroke, melodi gitar hingga ke ketukan drumnya, semuanya menstimulasi pikiran untuk menghasilkan ide dalam proses kreatif bagi para rockers era berikutnya. Aksi horor dan teatrikal Ozzy juga telah mempengaruhi musisi-musisi di Amerika seperti Alice Cooper dan Kiss dengan style 'shock-rock'nya. Pertengahan 70-an di negara yang sama, muncul band bernama Judas Priest yang mengusung Heavy Rock yang lebih cadas, beat yang lebih menghentak dan cepat, stroke gitar agresif dan vokal melengking tinggi serta selalu mengenakan kostum dan aksesoris yang serba logam dan kulit. Penggunaan dobel bass drum mulai diperkenalkan. Term Heavy Metal pun mulai naik ke atas permukaan, secara harfiah, Metal (baja) memang lebih keras daripada Rock (batu). Selain Priest, gelombang baru di kancah rock Inggris alias New Wave Of British Heavy Metal yang dimulai awal dekade 80-an juga ditandai dengan kesuksesan band-band seperti Iron Maiden yang mengusung konsep epik di dalam musiknya, sama halnya dengan Dio dan Saxon. Motorhead mewakili style liar dan machoisme, fusi vandalisme punk dengan heavy metal, lengkap dengan motor gede, wanita dan mabuk-mabukan. Di saat semua vokalis gemar berlengking-lengking vibrato, Lemmy Kilminster mendobrak dengan vokal parau alkoholiknya yang menginspirasi banyak generasi penerus yang menonjolkan vokal menggeram. Hampir seiring dengan kiprah band-band punk UK seperti; Discharge, GBH dan The Exploited yang mengawinkan raungan Heavy Metal ke dalam musiknya yang akan menciptakan subgenre bernama Hardcore, Crustcore. Band Jerman, Helloween mengaku terinspirasi dari style epik Maiden selain dari dedengkot satu negaranya, Scorpions. Inilah tonggak awal yang akan melahirkan subgenre bernama speed metal atau power metal (Yngwie Malmsteen, Stratovarius, Hammerfall, Rhapsody, dll). Format Heavy Metal ekstrem dan brutal pertama kali diperkenalkan oleh Venom. Dengan mengangkat tema satanisme lengkap dengan simbol pentagram dan icon Lucifer serta sabuk peluru, spike dan pakaian berbahan kulit. Trio berbahaya inilah pemicu kelahiran sub-subgenre ekstrem metal seperti; speed/thrash metal, death metal dan black metal. 'The Big Four': Metallica, Slayer, Anthrax dan Megadeth (hanya 4 band ini yang dikontrak oleh major label pada era itu) mewakili thrash metal. Begitu juga dengan Merciful Fate, Hellhammer/Celtic Frost, Possessed yang multi-influential, dari black metal ada Mayhem, Dark Throne dan Burzum, dari death metal ada Death, Obituary, dll. Dan perjalanan evolusi Metal berikutnya masih panjang sekali, perlu 10 edisi Crushing untuk menuntaskannya. Masih ada Grindcore dengan Napalm Death, Repulsion, dll, and many many more. Genre Rock dan Heavy Metal bisa berevolusi sedemikian hebatnya dengan sub-subgenrenya ini karena secara regeneratif memang telah memberikan influence dan inspirasi yang sangat kuat. Hanya band yang memiliki konsep musik yang inovatif dan original atau at least, mendekati original yang bisa memiliki daya influential. Semua ini berawal dari tangan kanan dan kirinya Tony Iommi.
Tidak hanya musik, fashion juga turut menginspirasi. Sudah satu paket. Judas Priest dengan leather jacket-pants, metal chains, spikes, dll. Punk Rock melalui Sex Pistols dengan rambut acak-acakan, peniti dan pakaian rombeng serta The Exploited dengan rambuk mohawk yang terinspirasi dari suku Mohicans-Indian. Maskernya Kiss dan King Diamond yang menginspirasi para pengusung black metal dengan masker wajah pucat seperti mayat (corpse paint). Bahkan sampai ke stage act, dari gaya hingga ke cara menyanyi, bermain instrumen, dll. Gaya atraktif Steve Harris dan Janick Gers-nya Iron Maiden misalnya atau aksi The Who merusak instrumen di atas panggung, tradisi ini pun sempat diteruskan oleh Nirvana (RIP). Karena menarik hati, semuanya memiliki dampak yang luar biasa sehingga kegiatan kopi-mengkopi, tiru-meniru pun tak bisa dihindari.
Term copycat (bisa ditulis dengan copy-cat, copy cat atau cc) diambil dari sifat kecenderungan/tendensi anak kucing yang menduplikasi tindak-tanduk induknya. Sama seperti idiom “monkey see, monkey do”.
Term copycat (bisa ditulis dengan copy-cat, copy cat atau cc) diambil dari sifat kecenderungan/tendensi anak kucing yang menduplikasi tindak-tanduk induknya. Sama seperti idiom “monkey see, monkey do”.
UNDER THE INFLUENCE
Memang sungguh menyebalkan jika kita telah menciptakan sebuah karya, entah lagu (lirik dan musik), puisi, lukisan, desain gambar, koreografi, film, atau apalah, terus karya kita dibilang menjiplak, padahal kita cuma ter-influence saja. Jadi bagaimanakah yang bisa dibilang plagiat dan bagaimana yang cuma ter-influence?
Sebuah karya disebut plagiat, copycat atau clone jika:Mengambil sesuatu secara mentah dari suatu sumber tanpa mencantumkan sumber idenya dari mana.Sama sekali tidak memberikan sesuatu yang baru ke dalam karya itu yang sumber inspirasinya dari karya lain.
Contoh: Misalnya lo sedang tergila-gila dengan At The Gates, terus lo mencoba mengarang lagu dan mengomposirnya bersama band lo. Setelah lagunya jadi, secara sengaja atau tidak, ternyata ada nada-nada yang persis telak dengan band yang menjadi inspirasi lo itu. Pada akhirnya lo pun tahu tapi lo tidak mau mengakui dan diam saja dengan harapan orang lain tidak mengetahui dan lo dianggap jenius karena bisa menciptakan lagu sekeren itu. Jika ada ajang Copycat Awards, lo bisa dimasukkan ke dalam nominasinya.
Sebuah karya disebut plagiat, copycat atau clone jika:Mengambil sesuatu secara mentah dari suatu sumber tanpa mencantumkan sumber idenya dari mana.Sama sekali tidak memberikan sesuatu yang baru ke dalam karya itu yang sumber inspirasinya dari karya lain.
Contoh: Misalnya lo sedang tergila-gila dengan At The Gates, terus lo mencoba mengarang lagu dan mengomposirnya bersama band lo. Setelah lagunya jadi, secara sengaja atau tidak, ternyata ada nada-nada yang persis telak dengan band yang menjadi inspirasi lo itu. Pada akhirnya lo pun tahu tapi lo tidak mau mengakui dan diam saja dengan harapan orang lain tidak mengetahui dan lo dianggap jenius karena bisa menciptakan lagu sekeren itu. Jika ada ajang Copycat Awards, lo bisa dimasukkan ke dalam nominasinya.
CLONES
Tapi lain ceritanya dengan fenomena Carcass. Band asal Liverpool, Inggris ini awal karirnya mengusung grindcore dengan tema ‘pathological gore’, lirik-liriknya berkutat di seputar mayat busuk, usus terburai, penjagalan bersimbah darah dan nanah yang menggunakan bahasa kedokteran. Horribly disgusting! Namun konsep musik mereka original, mereka yang pertama kali menggunakan style duet vokal growl-scream yang benar-benar seperti suara orang muntah dan kambing disembelih. Bisa disimak di 2 album pertamanya, “Reek Of Putrefaction” (1987) dan “Symphonies Of Sickness” (1989). Merekalah pionir dan inventor subgenre bernama Gore-Grind. Pengaruh Carcass bagaikan jaringan internet. ‘Cloning’ Carcass menjalar cepat secara global. Bedanya tidak sedikit band yang mengaku sebagai ‘Carcass Clones’, niat mereka mereka membentuk band memang ingin menyerupai Carcass. Gitaris General Surgery asal Swedia, Jocke Carlsson pernah menceritakan awal terbentuk bandnya ini di Decibel Magazine edisi 14, “Pada suatu malam Matti Karki (vokalis Dismember yang main drum/vokal latar di band ini –ed) menelpon gw, dia benar-benar ingin membentuk band yang musiknya harus lebih ‘Carcass’ daripada Carcass sendiri.” Vokalisnya Grant McWilliams menambahkan, “Kami hanya ingin memainkan musik yang sama seperti Carcass. Bukan hanya musiknya, tapi seluruh paket, image, lirik dan nuansanya, sangat menarik pada saat itu.” General Surgery selalu mengenakan pakaian ala dokter ahli bedah yang penuh cipratan darah pada setiap pementasannya. Begitu juga dengan Necrony (Finlandia), Haemorrhage (Spanyol) dan Dead Infection (Polandia). Yang terbaru adalah The County Medical Examiners yang ketiga personilnya berprofesi sebagai dokter ahli patologi sungguhan. “Kami ingin mengontribusi karya kami ke clone scene yang terinspirasi dan terpelihara karena kejeniusan Carcass” ungkap vokalis/gitaris band ini, Dr. Morton Fairbanks, mengutip dari wawancaranya di Resound edisi 19.
PARODY BAND
Selain Padyangan Project atau Weird Al Yankovic yang paling sukses mengocok perut pencinta musik dengan memparodikan lagu-lagu yang sedang hit di setiap era yang telah merilis 12 album dalam 20 tahun terakhir, nama Beatallica adalah salah satu yang tidak boleh dilewatkan. Mereka adalah “Tribute Band” versi parodi. Band ini khusus memparodikan lagu The Beatles dan Metallica yang digabung dalam satu komposisi. Nama line-up-nya pun parodik: Jaymz Lennfield (vokal/gitar), Grg (gitar), Kliff McBurtney (bass) dan Ringo Larz (drum). Berangkat dari kecintaannya terhadap musik sang idola dan sense of humor yang tinggi, jadilah karya-karya legendaris tersebut ‘diacak-acak’. Diperlukan kreatifitas yang tinggi untuk membuat sebuah karya parodi yang lucu sekaligus cerdas. Jelas, artis/band yang menjadi inspirasinya tersebut hanya dijadikan sebagai media lawakannya saja. Meskipun apa yang telah mereka hasilkan ini sangat kreatif, tetap saja, konsep dan tujuan mereka adalah ingin menjiplak habis-habisan secara dagelan. Namun jika kegiatan ini tanpa izin si pemilik hak cipta lagu, ya repot urusannya.
COPYRIGHT
Jika sebuah ide atau karya yang memiliki copyright (hak cipta) dieksploitasi untuk kepentingan komersial, si pemegang hak cipta karya tersebut berhak mendapatkan royalti. Kewajiban membayar royalti ini hanya dikenakan kepada seseorang/badan usaha yang mengeksploitasi sebuah karya secara mentah, seperti; lagu cover version di dalam album rekaman, desain logo/gambar untuk merchandise, buku, album rekaman yang diedarkan ulang, dll termasuk logo, nama (nama band, nama perusahaan, nama anjing piaraan lo juga boleh kalau lo kurang kerjaan… hehe). Ide/karya plagiat juga bisa dikenakan pasal copyright infringement alias pelanggaran hak cipta jika ide/karya yang dijiplak memiliki copyright, tapi tergantung hukum yang berlaku di setiap negara. Contoh: logo Kunyuk band ngejiplak logonya Kampret band. Di cover album, t-shirt, dll tuh logo asik saja nemplok. Dasar kunyuk… hehe.Meskipun sebuah ide/karya tidak terdaftar di lembaga hak cipta, kewajiban tersebut tetap ada namun tidak ada perlindungan hukum dari pemerintah untuk hak kekayaan intelektual si pencipta. Kalau seperti ini norma etika yang berlaku.Masih ingat kasus Betrayer dan Betrayer-Ndaru (pra-Thrashline) beberapa tahun silam? Selain memperebutkan nama, kedua pihak tersebut juga saling mengklaim hak kepemilikan atas lagu-lagunya seperti; Bendera Kuning, Habis Gelap Tak Terbit Terang, dll. Meskipun masalah nama sudah terselesaikan, hingga kini masalah kepemilikan lagu-lagunya masih menggantung. Masalah tersebut tidak akan ruwet jika dari awal si pencipta lagu mendaftarkan karyanya itu. Di Indonesia yang mengurus masalah hak cipta lagu ini adalah KCI (Karya Cipta Indonesia), silahkan klik (http://www.kci.or.id/). Kalau bidang lainnya bisa ke Ditjen HKI, silahkan lo klik (http://www.dgip.go.id/) untuk mengetahui lebih dalam soal copyright ini. Mudah-mudahan berpengaruh lah.
Terus, kalau cuma ter-influence bagaimana?
Terus, kalau cuma ter-influence bagaimana?
TRIBUTE BAND
Panglima Heavy Metal, Iron Maiden memang idola sepanjang masa. Makanya banyak sekali “Iron Maiden Tribute Band” (band spesialis cover version Iron Maiden) di seluruh dunia, beberapa di antaranya seperti; Maiden Scotland, The Rainmakers, Sanctuary, tapi yang paling mencuat namanya adalah The Iron Maidens asal California, USA yang terdiri dari 5 cewek: Aja “Bruce Chickinson” Kim (vokal), Linda “Nikki McBURRain” McDonald (drum), E “Adrienne Smith” dan Sara “MiniMurray” Marsh (gitar) dan Wanda "Steph Harris" Ortiz (bass). Karena mereka musisi well-trained professionals, mereka mendapatkan pengakuan internasional dan meraih beberapa Awards termasuk ‘Best Tribute Band’ dan ‘Best in Category (gitar, bass, drum, vokal)’ di beberapa event seperti; The Rock City News Awards, The L.A. Music Awards dan The All Access Magazine Award Show. Bahkan mereka juga diendorse oleh Paiste, Soldano, Digitech, D’Addario, dll. Aksi panggung mereka pun lengkap dengan maskot Eddie, Grim Reaper, dll, mengcover hits Maiden dari seluruh era. Karena kesuksesannya, Iron Maiden versi wanita ini tentu saja sudah mendapat ‘restu’ atau lisensi dari Iron Maiden versi asli. Fans Maiden kaum Adam akan gemas gregetan melihat “Wanita-Wanita Besi” ini ‘on fire’ di atas pentas. ‘Tribute Band’ tidak termasuk plagiat karena mereka tidak menciptakan karya melainkan cuma memainkannya dan tujuannya memang sudah jelas, untuk menghormati ‘sang pahlawan’.
ORIGINALITAS
Kita sekarang hidup di milenium 2000-an. Era ini sudah bukan lagi era invensi, melainkan era inovasi. Kata original nyaris tidak ada untuk menilai sebuah karya artis atau band yang lahir di era ini. Sudah sulit menemukan sebuah karya yang original.
Sebuah karya disebut original jika:Menemukan suatu ide baru yang sama sekali belum pernah ditemukan oleh siapapun (invensi).Contoh: Black Sabbath, Judas Priest, Napalm Death, Allan Holdsworth, dll.Menuangkan invensi ke dalam sebuah karya yang sumber inspirasinya dari karya lain (inovasi) sehingga menciptakan karakter atau ciri khas tersendiri.Contoh: Sex Pistols, The Clash, Ramones, Iron Maiden, Slayer, Metallica, Megadeth, Anthrax, Exodus, Morbid Angel, Death, Carcass, At The Gates, Suffocation, NOFX, Bad Religion, dll.
Sebuah karya disebut original jika:Menemukan suatu ide baru yang sama sekali belum pernah ditemukan oleh siapapun (invensi).Contoh: Black Sabbath, Judas Priest, Napalm Death, Allan Holdsworth, dll.Menuangkan invensi ke dalam sebuah karya yang sumber inspirasinya dari karya lain (inovasi) sehingga menciptakan karakter atau ciri khas tersendiri.Contoh: Sex Pistols, The Clash, Ramones, Iron Maiden, Slayer, Metallica, Megadeth, Anthrax, Exodus, Morbid Angel, Death, Carcass, At The Gates, Suffocation, NOFX, Bad Religion, dll.
INOVASI
Misalnya ada sebuah band yang sangat mirip dengan Metallica, mereka punya satu lagu yang musiknya 75 % sama telak persis dengan lagu “Seek & Destroy” tapi dengan lirik dan vokal yang jauh berbeda, plagiatkah? Yang seperti ini penilaiannya balik lagi ke diri kita masing-masing. Karena memang tidak ada batasan atau ukuran yang pasti dan hitam di atas putih tentang mana yang plagiat dan mana yang cuma ter-influence. Suatu ide baru yang dituangkan ke dalam suatu bentuk atau hal apapun disebut inovasi.
Dari karya yang original, mendekati original sampai ke yang tidak original asalkan masih memiliki inovasi akan lebih dihargai alias mendapat point lebih daripada yang cuma plagiat. Pertanyan yang muncul kemudian adalah... mana inovasi yang kreatif dan mana yang tidak kreatif? You’re free to deicide.
(diambil dari Crushing Magz edisi # 3 Januari 2007)
Dari karya yang original, mendekati original sampai ke yang tidak original asalkan masih memiliki inovasi akan lebih dihargai alias mendapat point lebih daripada yang cuma plagiat. Pertanyan yang muncul kemudian adalah... mana inovasi yang kreatif dan mana yang tidak kreatif? You’re free to deicide.
(diambil dari Crushing Magz edisi # 3 Januari 2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar