Jumat, 21 Oktober 2011

"Third wave of black metal"


From underground to mainstream., prelude to explosionBlack metal mengalami transformasi dari kultur scene bawah tanah menjadi wabah yang mendunia di pertengahan era 90’an. Momentum direkrutnya band seperti Dimmu Borgir oleh Nuclear Blast, Cradle of Filth oleh Music for nations, dan menjamurnya band band black metal baru di seluruh penjuru dunia . Transformasi dan perubahan dari produksi album dari band black metal pun mulai berubah, tercatat perubahan tersebut terlihat dari sisi promosi ,packaging cd, format rilis cd dan lainnya, berbeda sekali dengan kemasan lainnya, dari produksi Osmose, Adipocere, Full Moon Production atau Deathlike Silence Production.



“Black metal will be dead, when Nuclear Blast started to sign black metal band “ itulah quote terkenal dari Ooysten ‘ Euronymous ‘Aarseth di majalah Slayer milik Jon ‘metallion’ kristiansen,sekitar tahun 1992 karena konsep utama dari gerakan black metal ini lebih cenderung pada gerakan anti social dan anti kemapanan pada kultur keseharian di Norwegia yang sangat religius dan teratur. Mereka ingin membangkitkan lagi kultur paganis dan cenderung menjadikan musik sebagai media untuk ekspresi dari pemberontakan mereka.


Bila black metal menjadi ‘mainstream’ dan cenderung menjual image ‘satan’ agar berkesan seram padahal hanya untuk mencari popularitas apakah hal itu menjadikan sebuah band menjadi band black metal ? mari kita ikuti lika liku third wave of blackmetal.


The Evolution of the Horns’s signBooming perkembangan dari dunia blackmetal sebenarnya mulai terjadi ketika label internasional seperti Peaceville, Osmose, No Fashion Records, dan Displeased melakukan ekspansi dengan mengijinkan lisensi dari label label kecil atau besar di berbagai belahan dunia untuk merilis ulang secara lokal, dengan format kaset atau CD di sekitar tahun 1993 /1994. Kita bisa dengan mudah mendapatkan rilisan band black metal seperti Impaled Nazarene, Necromass, Bathory, Immortal, Marduk, Absu, Darkthrone, Unlord dan seabreg band yang dilisensi secara lokal, tercatat label lokal PT Indo semar sakti pernah merilis Darkthrone ‘ a blaze in the northern sky’ dan Bathory “ under the sign of the black mark’ dengan format kaset. Label underground ESP pernah akan merilis album Schwarzwald dari Unlord , konidisi ini ditambah dengan jalur distribusi dari label negeri tetangga Malaysia seperti rilisan Valentine Sound Productions, Nebiula Productions dan Ultra Hingax Productions yang rajin merilis album dari band band black metal, terutama dari benua Eropa. dengan kaset yang biasanya didapat di toko toko kaset seperti Duta Suara dan lainnya.


Arus globalisasi yang tak terbendung inilah yang mengakibatkan black metal makin mendunia dan mulai banyak dikenal di penjuru dunia, dengan karakter sound yang sangat khas aka Necrosound yang dipelopori oleh Darkthrone, Bathory, dan Burzum. Varg Vikeness yang pertama kali menyebut karakter sound ini adalah Necrosound dengan peralatan yang sangat minimalis. Seiring dengan meningkatnya ‘trend’ dari booming scene Death metal yang merajai scene metal kala itu dengan 2 label raksasa, Earache dan Nuclear Blast. Markus Staiger boss Nuclear Blast yang mencium adanya trend baru di dunia metal ini, akhirnya melakukan proses pencarian bakat bakat baru yang nantinya akan dimasukkan ke dalam labelnya, tercatat ada bebarapa nama yang akhirnya bergabung dengan label ini, yang paling besar tentunya adalah Dimmu Borgir, selepas kontrak setelah album Stormblast dan diikuti oleh mini album Devil’s Path dengan Cacophonous Records. Sedikit catatan, akibat perubahan trend ini, banyak sekali band yang berubah haluan, seperti Hypocrisy yang merubah style mereka dari album fourth dimension yang kental unsure death metal bertransformasi menuju menjadi ‘black-ish’ death metal di album Abducted,. Band lain, seperti Dismember yang tidak mau merubah konsep musik meraka yang pure death metal mendedikasikan lagu ‘trendkiller’ untuk fenomena ini, karena mereka ‘emoh’ mengikuti kemauan pihak nuclear blast untuk merubah konsep musik mereka, berbeda dengan Entombed di label Earache yang merubah haluan mereka sedikit menjadi death n’roll.


Tentunya dengan proses ini, musik black metal menjadi lebih mendunia, banyak band band bermunculan bagai jamur di musim hujan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Semenjak booming dari segala pernak pernik band black metal mulai banyak merambah ke tanah air, dengan ciri khas nya tidak jauh dari symbol symbol kegelapan, seperti pentagram dan lainnya. Thus, apakah hal tersebut memberikan efek negative dari perkembangan black metal secara keseluruhan ? Black metal sudah tidak bisa dimiliki hanya oleh orang Norwegia, boleh dikatakan “ Black metal is one of Norwegian legacy to the world “ .


Komersialisasi dan trend dari makin terkenalnya musik black metal membuat sebagian orang terhenyak akan fenomena ini, dan makin mengukuhkan taji-nya pada pattern2x dahulu dari konsep musik black metal, bahwa blackmetal harus anti tuhan, satanis dan lain lain, padahal hal tersebut bagi sebagian orang yang lain bisa dikatakan hanya gimmick / kepalsuan belaka yang sebenarnya hanyalah untuk keperluan hiburan atau entertainment belaka. Disinilah mulai terbentuk opini true/false black metal itu berkembang.


Bagi sebagian orang, baik dari kalangan musisi,jurnalis dan penggemar jenis musik ini , ada sebagian berpikiran ortodoks bahwa black metal itu harus extrim ,menganut falsafah hidup yang satanis, baik theistic atau atheistic,dan black metal tidak seharusnya trendy, karena pada konsep awalnya hanyalah salah satu bentuk perlawanan terhadap aturan dan ritualitas keseharian, dan harus ‘stay underground’ dengan menggunakann pattern musik seperti old Darkthrone, Mayhem dan lainnya Namun sebagian orang hanya menganut pada pemahaman bahwa black metal hanya untuk hiburan saja, semenjak dari banyak perbedaan prinsip inilah munculah terminology subgenre2x baru di black metal ini seperti symphonic black metal, post black metal, norsecore dan lainnya, yang kadang kadang seperti ‘mengada ngada’


Kenyataan membuktikan, banyak band 2nd wave Blackmetal seperti Darkthrone, Emperor, Satyricon, bahkan Mayhem sekalipun melakukan evolusi terhadap komposisi musik dan sound yang mereka buat di tiap tiap album, variasi dan perubahan tersebut membuktikan bahwa karya musik Black metal tidak hanya terpaku dalam aturan baku yang mengungkung sisi kreativitas sang pemusik. Memang tidak dipungkiri bahwa black metal merupakan sebuah aliran musik yang penuh kontroversi dari semenjak kelahirannya, tapi kita bisa memposisikan diri dalam mencermati setiap fenomena yang ada, tergantung dari sudut pandang mana, fans atau musisi.


Konsep musik black metal memang makin berkembang dengan masuknya unsur mistik, paganis, pengalaman spiritual, peperangan masa lampau , cerita mengenai vampire, buku buku fiksi karya H.P Lovecraft yang bertemakan gothic dan jaman kegelapan ( dark ages ) menjadi basis dari karya musik black metal dan secara tema sebuah lagu atau bahkan sebuah konsep album. Hal ini lah yang mendasari banyak sekali band black metal untuk semakin berevolusi dan dewasa, bahwa black metal tidak hanya melulu kembali pada root harus pemujaan setan dan lainnya, masih banyak tema yang bisa kita gali, seperti di tanah air kita Indonesia, banyak cerita cerita mistik atau cerita masa lampau yang bisa dijadikan inspirasi dalam berkarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar